Halaman

Rabu, 12 Desember 2012

Berilah Aku Nur Ya Allah


Ya Allah, Jadikanlah cahaya dalam kalbuku, cahaya dalam kuburku, cahaya dalam pendengaranku, cahaya dalam penglihatanku, cahaya dalam rambutku, cahaya dalam hatiku, cahaya dalam dagingku, cahaya dalam darahku dan cahaya dalam tulang - tulangku.
Dan cahaya di hadapanku, cahaya di belakangku, cahaya di sebelah kananku, cahaya di sebelah kiriku, cahaya di atasku dan cahaya di bawahku.
Ya Allah, tambahkanlah cahaya kepadaku, berikanlah cahaya kepadaku, dan jadikanlah cahaya bagiku dan jadikanlah diriku cahaya. Amiiin.

Prakata Penulis

hallo guys, bertemu lagi dengan penulisnya ini..
kemarin habis sibuk ngepost artikel2 yg udah aku tulis d lapy, trus coba aku pindah k blog ku, lumayan untuk mengisi agar blogku biar g sepi..
sepertinya blog ini harus di konsepkan deh isinya, g mungkin juga isinya curhat-curhatan mulu..
isinya harus ilmu pengetahuan nii.. pokoknya g boleh curhat-curhatan d blog ini, gblh mellow2an hha :D
ingatin saya yaa para pembaca blog ku hha
bentar bentar.. emang ada ya yg ngebaca blog nya kakak hesty? jyahahahaha -__-"
yadeh pemirsa, ane usahakan blog ini isinya ilmu pengetahuan.
aku kebiasaan nulis dgn bahasa campur2 nii. maaf yaa pemirsa, penulisnya orang campuran, jakarta-gresik. agak loe gue loe gue nii hha :D
bahasanya g formal2 amat gppa kn? namax jg lg belajar nulis, biar kebiasaan nulis. Insya Allah, seiring dengan berjalannya waktu, mudah2han tulisan saya semakin hari semakin lebih baik lagi. Amiiin..

Komunikasi dan Interpersonal Relationship


Di dalam kehidupan masyarakat sehari – hari, hubungan antar pribadi memainkan peran penting dalam membentuk kehidupan masyarakat,terutama ketika hubungan antar pribadi itu mampu memberi dorongan kepada orang tertentu yang berhubungan dengan perasaan, pemahaman informasi, dukungan, dan berbagai bentuk komunikasi yang mempengaruhi citra diri orang serta membantu orang untuk memahami harapan – harapan orang lain.
Interpersonal Relationship atau hubungan antar orang adalah hubungan komunikasi yang efektif dengan sesama manusia dan lingkungan sekitar. Tujuan utama dari Interpersonal Relationship ini adalah untuk membantu Anda mengembangkan keterampilan komunikasi yang efektif antar pribadi yang akan memungkinkan Anda untuk mengatasi rasa malu, persahabatan dan hubungan dengan lawan jenis, menyelesaikan konflik interpersonal dan menyadari potensi kepemimpinan Anda.
Pentingnya Hubungan Interpersonal :
*   Kecerdasan Interpersonal - kemampuan untuk berhubungan secara efektif dengan orang lain dianggapsebagai salah satu bentuk utama dari kecerdasanmanusia.
*   Kecerdasan Emosional - termasuk kesadaraninterpersonal dan empati dan telah ditemukan lebihpenting untuk kesuksesan pribadi dan profesional darikemampuan intelektual.
Secara umum bisa dijelaskan bahwa untuk bisa terampil dalam bekerjasama dengan team, yang dibutuhkan adalah dua hal, yaitu: a) kecakapan menjalin hubungan dengan diri sendiri, dan b) kecakapan dalam menjalin hubungan dengan orang lain.
Kecakapan menjalin hubungan dengan diri sendiri menjadi kunci. Bentuk-bentuknya antara lain :
  1. Memiliki penilaian yang akurat terhadap diri sendiri.
Akurat di sini bukan hasil melainkan proses. Maksudnya, semakin akurat kita punya penilaian, semakin bagus permainan kita dalam team. Ini misalnya kita mengetahui dimana kita unggul dan dimana kita kurang unggul, dimana kita kurang, dan dimana orang lain lebih, apa yang sanggup kita lakukan (berdasarkan pengetahuan, pengalaman, dan prediksi) dan apa yang tidak sanggup kita lakukan.
  1. Memiliki cara atau sistem pengelolaan emosi yang bagus.
Ini juga proses. Biasanya, ketika kita kurang bagus dalam mengelola emosi, bahaya yang berpotensi muncul adalah: ngambekkan, suka nekad, frustasi, atau gampang cabut dari team.
  1. Memiliki kematangan spiritual.
Ini, lagi-lagi, adalah proses. Kematangan spiritual yang dibutuhkan adalah: kemampuan membedakan sesuatu yang baik dan bermanfaat di antara sekian yang tidak baik dan yang tidak bermanfaat.
Itu adalah sebagian yang terkait dengan kecakapan intrapersonal (hubungan dengan diri sendiri). Sedangkan yang terkait dengan kecakapan interpersonal adalah, antara lain :
*      Punya kelihaian dalam menghormati orang, dari mulai level ucapan, sikap, dan sampai ke tindakan.
Hubungan kita dengan tim akan terganggu kalau kita memiliki ucapan-ucapan yang tidak sopan, menyakitkan, atau melecehkan orang lain. Begitu juga dengan sikap. Karena itu, dikatakan bahwa ucapan yang bagus, sikap yang bagus atau tindakan yang bagus, adalah paspor yang berlaku untuk semua warga negara.
*      Memiliki komitmen yang kuat untuk menaati kesepakatan.  
*      Pelanggaran kita atas kesepakatan bersama dapat berpotensi menyusahkan orang banyak yang terlibat dalam team.
Terkait dengan komitmen ini, kita kerap menjumpai ada prilaku sebagian kita yang membingungkan para malaikat. Bentuk prilaku yang membingungkan itu adalah, kita sedih atau bingung karena tidak ada job, tetapi ketika dikasih job, kita menjalankannya dengan komitmen yang asal-asalan. Bahkan dalam beberap kasus saya kerap menjumpai misalnya sebuah tim sedangan mengupayakan  kerja keras untuk mendapatkan hasil (result), namun begitu hasil itu hampir didapatkannya, yang muncul adalah konflik atau tawar menawar yang hanya didasarkan pada kepentingan egoisme dan akhirnya gagal. Ini juga termasuk prilaku yang membingungkan para malaikat. 
*      Punya kematangan dalam menangani persoalan-persoalan yang muncul di luar skenario.
Misalnya saja kita sudah berjanji akan menyelesaikan pekerjaan pada waktu dan standar yang telah ditetapkan. Tapi tiba-tiba ada kesulitan atau hambatan di tengah jalan. Kalau bicara "rasa" tentu pasti rasanya tidak enak. Nah, yang dibutuhkan dari kita sebetulnya bukan hanya merasakan itu, melainkan bagaimana kita menjelaskan persoalan yang sebenarnya dan mencari alternatif penyelesaiannya. Untuk menjelaskan hal-hal seperti ini dibutuhkan keterbukaan, kematangan dan keberanian. Yang kerap menyusahkan sebuah tim adalah ketika tidak ada penjelasan apa-apa dari kita, sementara pekerjaan yang ditugaskan ke kita juga terbengkalai.
*      Empati.
Empati adalah kapasitas seseorang untuk bisa berbagi dengan yang lain yang disemangati oleh rasa kepedulian. Dalam sebuah tim, empati ini sangat penting. Bentuk-bentuk empati itu antara lain: memberikan masukan positif, memberikan pelayanan / memudahkan orang lain, mengembangkan orang lain, menjaga kesopanan dalam pergaulan, memahami aturan main yang berlaku, baik yang tertulis atau yang tidak tertulis, dan lain-lain. Di berbagai literatur dikatakan bahwa empati ini merupakan ciri khas paling menonjol orang-orang yang memiliki interpersonal yang bagus.
*      Kesediaan belajar untuk menjadi bijak (the wise).
Seperti apa orang bijak itu? Orang bijak adalah orang yang bisa memilih keputusan atau tindakan positif atau yang berdampak positif untuk hal-hal yang sifatnya memilih atau pilihan (choice). Dalam sebuah team, ini adalah tuntutan yang sangat vital. Kenapa? Dalam sebuah team itu 'kan pasti ada orang yang berbeda-beda. Ketika menghadapi ini kita dikasih pilihan yang tak terbatas, misalnya: membenci, menyukai, mendiamkan, mengarahkan, melawan, dan lain-lain. Orang bijak akan memilih sikap, keputusan atau tindakan yang kira-kira berdampak positif pada hal-hal yang sifatnya pilihan itu. Tentu saja, untuk menjadi bijak ini tidak bisa langsung "jadi". Pasti ada proses yang disebut pembelajaran. Pembelajaran di sini artinya kita mengubah prilaku kita ke arah yang lebih baik dari praktek yang kita jalankan. 

Keterampilan hubungan manusia :
Ø  Jadilah handal dan dapat diandalkan, orang yang berbagi, peduli dan penolong
Ø  Memperlakukan orang dengan hormat dan berpikir positif
Ø  Usahakan bertemu langsung dengan teman dibandingkanbertemu secara online
Ø  Menempatkan dan menemukan diri Anda untuk bertemu orang lain
Ø  Bergabung dengan persaudaraan atau perkumpulan jejaring sosial
Ø  Mengingat nama dan lihat orang dengan nama saat berinteraksi
Ø  Mengingat informasi tentang orang – orang
Ø  Jadilah pendengar yang baik dan berpikirlah sebelum berbicara
Ø  Pesan Nonverbal yang baik
Ø  Terbukalah untuk topik yang sedang di bicarakan
Ø  Mengkomunikasikan gagasan dengan tepat dan ringkas

Meminimalkan dan menyelesaikan konflik interpersonal:
v  Hindari mengkritik 
v  Fokus pada pemecahan masalah,
v  Nyatakan pemahaman
v  Lihat otoritas yang lebih tinggi
v  Waktu dan tempat yang tepat
v  Dekompresi emosional
v  Memberikan waktu respon yang memadai
v  Jangan remehkan lawan yg sedang berinteraksi
v  Buatlah poin tegas
v  Fokus pada perilaku spesifik

Faktor yang Mempengaruhi interpersonal relationship
Terdapat beberapa hal yang mempengaruhi interpersonal relationship, yaitu:
1.      Komunikasi Efektif
Komunikasi interpersonal dinyatakan efektif bila pertemuan antara pemangku kepentingan terbangun dalam situasi komunikatif—interaktif dan menyenangkan. Efektivitas komunikasi sangat ditentukan oleh validitas informasi yang disampaikan dan keterlibatan dalam memformulasikan ide atau gagasan secara bersama.
2.      Ekspresi Wajah                          
Ekspresi wajah menimbulkan kesan dan persepsi yang sangat menentukan penerimaan individu atau kelompok. Senyuman yang dilontarkan akan menunjukkan ungkapan bahagia, mata melotot sebagai kemarahan dan seterusnya. Wajah telah lama menjadi sumber informasi dalam komunikasi interpersonal. Wajah merupakan alat komunikasi yang sangat penting dalam menentukan dan menggerakkan keputusan yang diambil. Kepekaan menangkap emosi wajah sangat menentukan kecermatan tindakan yang akan diambil.
3.      Kepribadian
Kepribadian sangat menentukan bentuk hubungan yang akan terjalin. Kepribadian mengekspresikan pengalaman subjektif seperti kebiasaan, karakter dan perilaku.
4.      Stereotyping
Stereotyping merupakan cara yang banyak ditemukan dalam menilai orang lain yang dinisbatkan pada katagorisasi tertentu.
5.      Kesamaan Karakter Personal
Manusia selalu berusaha mencapai konsistensi dalam sikap dan perilakunya atau kita cenderung menyukai orang lain, kita ingin mereka memilih sikap yang sama dengan kita, dan jika menyukai orang, kita ingin memilih sikap mereka yang sama. Orang-orang yang memiliki kesamaan dalam nilai-nilai, norma, aturan, kebiasaan, sikap, keyakinan, tingkat sosial ekonomi, budaya, agama, ideologis, cenderung saling menyukai dan menerima keberadaan masing-masing.

Senin, 10 Desember 2012

Teamwork dan Manajemen Konflik


Kesendirian apapun bentuknya cenderung bermakna menghasilkan suatu kelemahan, ketidakmampuan, keterasingan dan bahkan membawa kehancuran. Setiap individu pasti memiliki sisi lemah dan sisi kuatnya. Namun barangkali kita mempersoalkan kelemahan orang lain dan terlalu sombong dengan kekuatan diri. Sudah saatnya kita merubah perilaku demikian.
            Tidak ada orang yang sukses tanpa bantuan orang lain. Pasti ada tim yang baik dibelakangnya. Kerja tim sangat diperlukan dalam pekerjaan, khususnya pada pekerjaan yang membutuhkan tindakan (action) dan keputusan (decision) yang sulit.Begitu juga dengan pekerjaan yang membutuhkan saran dan diskusi.
Kerjasama tim (Team Work) merupakan sarana yang ampuh bagi kegiatan apapun yang positif. Jelas bahwa keberhasilan membina sebuah tim kerja merupakan titik kritis yang akan menentukan keberhasilan mencapai tujuan, visi dan misi tim tersebut.
Teamwork adalah superpower. Dengan teamwork yang solid, pekerjaan yang banyak dan sulit, akan menjadi ringan dan terasa mudah untuk dilaksanakan. Dengan menyerap ide dan pendapat banyak anggota lain, hasil yang optimal akan didapat.
Manusia memang tercipta dalam karakter yang unik dan berbeda. Sangatlah tidak mungkin dalam satu pribadi tersimpan semua sifat baik, begitu pula sebaliknya. Manusia memiliki kekurangan dan kelebihan. Dengan adanya kerjasama dalam suatu kelompok, diharapkan mampu untuk saling melengkapi dan mendominasikan kebaikan dibanding keburukan. Kunci keberhasilan dalam bekerjasama adalah kemauan mendengar. Tidak banyak orang yang mau mendengar, melainkan semua ingin berbicara untuk didengarkan.
Dalam suatu kerjasama, tidak menjamin satu tim bersama orang – orang yang dianggap hebat dapat membentuk tim yang hebat pula. Hal ini dikarenakan orang – orang yang biasa menjadi pemimpin, sulit mengendalikan dirinya untuk dipimpin. Padahal ada pendapat yang mengatakan bahwa seseorang dikatakan pemimpin apabila ia juga mampu dipimpin. Hal ini lah yang seharusnya harus dipupuk selagi muda supaya menjadi benih karakter yang sangat bermanfaat di masa yang akan datang.
Bekerja dengan team itu identik dengan bekerjasama, bukan sama – sama kerja. Bekerjasama artinya seluruh yang kita lakukan memiliki hubungan, yang disebut sebagai kesalingbergantungan (sinergy). Kekuatan kita akan berpengaruh dan dipengaruhi pada kekuatan lain. Ini agak berbeda dengan sama – sama kerja. Bisa dibilang kita masa bodoh dengan orang lain. Pokoknya kita kerja menurut aturan kita dan orang lain juga begitu. Itulah sama-sama kerja.
Pada tataran pengetahuan atau wawasan (level kognitif), semua orang sudah tahu betapa pentingnya kecakapan bekerja dengan team itu. Cuman, yang menjadi masalah adalah prakteknya. Yang sering kita jumpai misalnya antara lain :
*      Sebagian kita itu tidak bisa dipimpin, tetapi diminta menjadi pemimpin juga belum mampu. Padahal, idealnya adalah kalau kita belum mampu memimpin, kita harus siap untuk dipimpin.
*      Sebagian kita masih belum terlatih berkomunikasi secara asertif atau dialogis. Yang sering terjadi adalah perdebatan atau model komunikasi yang pasif-submisif (tak punya pendirian yang jelas), atau aktif-agresif (cenderung memaksakan kehendak).
*      Sebagian kita kalau konflik biasanya mengarah kepada orangnya, bukan ke persoalannya. Konflik yang mengarah pada orang itu biasanya berlangsung lama dan terkadang membuat kita bisa kehilangan perspektif yang sehat tentang seseorang. Perspektif yang demikian ini sangat berpotensi melahirkan konflik yang tidak produktif.
Berikut ini juga terdapat contoh konflik dalam tim dan dampaknya :
*      Bila Teamwork Diabaikan
Seseorang yang tidak bisa bekerja secara tim, berarti lebih mengutamakan “keegoisan” dan “keakuan”. Merasa dirinya lebih dari yang lain. Padahal dimanapun kita berada. Manusia adalah mahluk sosial yang membutuhkan orang lain dalam kehidupannya, baik didalam lingkungan keluarga, pekerjaan, maupun dalam lingkungan masyarakat.
Dampaknya secara pribadi dan yang paling jelas adalah orang yang bersangkutan akan sulit untuk disukai dan disayangi oleh orang lain. Hal ini akan timbul beberapa kurun waktu. Seperti yang sering kita lihat, akan muncul orang yang “ dikucilkan” dari lingkungan karena ulahnya yang merasa serba “aku”.
*      Bila Teamwork berjalan Buruk
Bila teamwork berjalan tidak baik, tentu hasil yang maksimal akan sulit  dicapai, mengapa? Karena bila ada satu saja anggota tim yang menjadi penghambat, system yang sudah dibuat akan terhambat pula. Mungkin, kegiatan atau pekerjaan tidak akan berhasil tepat waktu, kualitas hasil pekerjaan atau kinerja kurang baik, atau malah memungkinkan tidak berhasil sama sekali.
Agar Teamwork berjalan dengan baik :
  1. Tujuan harus jelas.
  2. Ketua tim harus memiliki visi yang jelas, mampu bekerjasama secara patrisipatif dengan anggota, bersedia menerima saran dan pendapat dari anggota, serta bersedia untuk terbuka terhadap segala kejadian yang mungkin timbul yang berhubungan dengan tim.
  3. Sistem kerja dan pembagian pekerjaan harus jelas dan proporsional.
  4. Anggota tim harus memiliki kemampuan dan kemauan sesuai kompetensi dan pengetahuan dengan jenis kegiatan / pekerjaan yang akan dikerjakan.
  5. Sesama anggota tim harus mampu membuka hati untuk memberikan dan menerima saran serta berkomitmen untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
  6. Semua anggota tim harus berkomitmen untuk bekerjasama mencapai hasil yang sebaik – baiknya.
  7. Prinsip yang harus dilaksanakan:
- Pains Sharing
- Process Sharing
- Gain atau Loss Sharing
Ada beberapa karakteristik yang harus menyertai sebuah tim agar selalu berkarya dalam kekompakan dan keterpaduan yang solid sehingga dapat mencapai sukses :
1)      Memiliki tujuan yang sama
2)      Memiliki komitmen yang sama terhadap hal-hal kecil
3)      Saling tergantung dan percaya
4)      Setiap orang bermain serta tahu peran masing-masing dan bagaimana menjalankan peran itu
5)      Selalu memantau kemajuan dan berbagi keberhasilan
Di dalam sebuah tim yang ideal hendaknya memiliki:
ü Seorang ketua
ü Seorang pembentuk
ü Seorang pemikir
ü Seorang pengevaluasi hasil monitoring
ü Seorang penyelidik sumberdaya
ü Seorang pekerja
ü Seorang pekerja tim
ü Seorang penyelaras akhir
Tidak mudah memang untuk membentuk dan membangun tim. Kebanyakan tim pernah mengalami siklus seperti ini :
Tahap 1 à Masa Infansi (Pembentukan)
Tahap 2
à Masa Remaja (Mengalami Gejolak)
Tahap 3
à Kedewasaan (Membentuk Norma dan Melaksanakannya)
Tahap 4
à Mengalami Transformasi
Perlu perencanaan yang mendalam dan waktu untuk saling mengenal satu sama lain. Tim tidak cukup hanya didukung dengan sistem, prosedur dan harapan – harapan yang ada. Kemungkinan mereka tidak cocok dengan pekerjaannya, penilaian kerja, penghargaan, prakteknya atau sistem pengawasannya.
            Seorang pemimpin perlu mengetahui dengan pasti, kondisi dan tingkat perkembangan tim kerjanya. Seorang pemimpin harus mampu menjalin hubungan kerjasama dengan para anggotanya, baik sebagai individu maupun sebagai tim. Ada skala yang yang digunakan untuk mengukur kemampuan seseorang bekerjasama dalam sebuah tim. Adapun acuan yang digunakan untuk mengukur kecakapan diri dalam sebuah tim :
Skala
Keterangan
-1
Kita tidak kooperatif atau selalu menggeluarkan protes / interupsi yang mengganggu.
0
Kita netral dan pasif, tidak berpartisipasi dan tidak pula merasa sebagai anggota team
1
Kita kooperatif, punya semangat untuk berpartisipasi, mendukung keputusan team dan bisa menjadi pemain yang bagus bagi sebuah team, sering bekerja dengan orang lain dalam menangani pekerjasan.
2
Share information (membagi informasi dengan orang lain).
3
Kita punya harapan positif terhadap team, menggunakan istilah-istilah positif untuk membangkitkan semangat tim, menunjukkan respek pada orang lain.
4
Kita bisa memberi dan menerima input yang positif demi kebaikan team
5
Kita memberdayakan anggota lain yang masuk dalam tim agar bisa mencapai kinerja yang bagus.
6
Kita termasuk orang yang bisa membangun team, bisa menciptakan iklim dalamteam secara bersahabat, punya moral yang bagus dan punya pendekatan yang bagus dalam menjaga reputasi team di mata orang lain.
7
Kita sudah punya kesanggupan dalam menangani konflik secara positif dan melahirkan efek yang positif dalam team.
Sumber: Competence At Work, Model for Superior Performance, 1997

Untuk mengetahui kemampuan seseorang dalam menjalin hubungan dengan orang lain diawali dari penjelasan di bawah ini :
No
Level
Deskripsi
01
Rendah
Anda baru bisa berteman dengan orang lain, baru bisa menyenangkan orang lain, atau baru bisa bercakap-cakap dengan orang lain.
02
Menengah
Anda sudah sanggup membangun hubungan secara konstruktif berdasarkan bidang, punya hubungan yang bertahan lama,  dan bisa menempatkan orang di tempatnya yang layak.
03
Atas
Anda sudah bisa memberikan toleransi, bisa membangun diplomasi, bisa mencairkan ketegangan, bisa menebar kedamaian, dan bisa memperlakukan orang secara sabar dan penuh hormat.
04
Tinggi/Ahli
Anda sudah sanggup membangun hubungan dengan bagus, bisa mengatasi konflik secara positif, dan bisa menangani "orang sulit" (trouble maker) secara efektif dan efisien..
Untuk catatan, yang tergolong sebagai "orang sulit" adalah orang yang selalu mengkritik, selalu mendebat, selalu ingin menguasai, selalu ingin menang sendiri, selalu ingin ikut campur, selalu protes, selalu bikin masalah, dan seterusnya. Ciri – ciri orang sulit itu adalah:
*    The aggressor à memaksakan kehendak, menggunakan bahasa yang kasar, otoriter, main pecat.
*    The victim: selalu menyalahkan orang lain, selalu ngomel karena merasa dirugikan orang lain, selalu menuding orang lain sebagai faktor kerugian.
*    The rescuer: selalu ingin ikut campur, terlalu takut dibenci orang dan terlalu ingin dipuji orang.