Mungkin
materi ini terlihat biasa, tapi sebetulnya butuh energi besar untuk diterapkan,
baik dalam kehidupan pribadi, keluarga maupun sosial masyarakat. Sampai
sekarang pun kita masih dalam taraf belajar untuk menjadi pemimpin yang
berkualitas, yang jam terbangnya sudah tidak diragukan lagi. Banyak suka dan
dukanya ketika kita menjadi pemimpin dalam memimpin diri sendiri, organisasi
maupun sebuah tim. Kita sering mengkritik pemimpin kita saat kita menjadi
anggota, tapi sebetulnya kita sendiri kalau menjadi pemimpin juga belum tentu
kepemimpinan kita sebaik dia. Sebelum kita bahas lebih lanjut, kita harus
mengulas kembali apa itu kepemimpinan dan pemimpin.
Kepemimpinan adalah kekuatan yang
mengarahkan orang atau masyarakat yang berada di sebuah
lingkungan untuk tujuan tertentu.
Inti
kepemimpinan adalah mempengaruhi atau mendapatkan pengikut. Sedangkan pemimpin adalah seseorang yang mempunyai
keahlian memimpin, mempunyai kemampuan mempengaruhi orang atau sekelompok
orang, aktif membuat berbagai rencana dan mengkoordinasikannya untuk mencapai
tujuan dengan bersama – sama. Pemimpin adalah inti dari manajemen. Ini berarti bahwa manajemen
akan tercapai tujuannya jika ada
pemimpin dan kepemimpinan hanya dapat dilaksanakan oleh seorang pemimpin.
Karena
kita semua masih dalam taraf belajar untuk menjadi pemimpin yang baik, maka
disini kita akan belajar kepada pemimpin terbaik di dunia. Tidak tanggung –
tanggung, bukan hanya di taraf Indonesia saja, melainkan dunia. Karena sejatinya
sifat dasar menjadi pemimpin yang baik dimanapun Anda berada adalah sama, namun
yang sulit adalah penerapannya. Lalu, pemimpin terbaik di dunia itu siapa si?
Dan seperti apa si kepemimpinannya sampai Beliau dinobatkan sebagai pemimpin
terbaik di dunia?
Pemimpin terbaik dunia mempunyai kemampuan berani mengambil resiko dan
bahaya; menghargai gagasan; berkomunikasi dan berhubungan dengan
orang – orang dengan lebih intuitif dan empatik; mampu mengatasi perubahan; menetapkan arah dengan mengembangkan
suatu visi terhadap masa depan; mampu
mensinergikan orang – orang dengan mengkomunikasikan dan mengilhami mereka
untuk mengatasi rintangan – rintangan. Hal
itu dilakukan dengan kelembutan dan kejernihan hati, mengendalikan amarah, kepemaafan, keadilan, kasih sayang, selalu mendoakan, selalu bermusyawarah dengan emptik, bekerja keras dan berpasrah diri
kepada Sang Pencipta. Pemimpin
terbaik dunia tersebut menurut Michael Hart adalah Muhammad SAW.
Kan manusia tidak ada yang sempurna, apakah kita bisa seperti
Beliau? Sebetulnya apa yang dibawa oleh Beliau sampai Beliau dinobatkan sebagai
pemimpin terbaik di dunia? Memang manusia tidak ada yang sempurna, tapi
setidaknya kita terus dan harus berusaha semaksimal mungkin memenuhi kriteria
pemimpin yang baik. Kriteria pemimpin yang baik yang dibawa oleh Muhammad SAW
ada 4 : Siddiq (jujur),
Amanah (dapat dipercaya), Fathonah (cerdas) dan Tabligh
(menyampaikan).
Hanya empat? Yakin? Lantas apa makna dari 4 hal tersebut yang
dapat membuat Anda dan kami sekalian menjadi seoarang pemimpin yang baik?
Berikut faktanya :
Ada seseorang yang rajin
beribadah, cerdas, jujur, punya semua solusi untuk masalah yang dihadapi
masyarakat. Tetapi dia tidak pernah menyampaikan (tabligh) solusinya itu kepada
masyarakat, atau menyampaikan tetapi tidak mengena. Apakah solusinya akan
dijalankan oleh orang – orang disekitarnya?
Ada seseorang yang rajin beribadah dan cerdas, dia punya gagasan
cemerlang untuk menyelesaikan permasalahan yang dihadapi masyarakat dan dia
menyampaikannya kepada orang – orang di sekitarnya. Tetapi orang – orang disekitarnya
tidak mengenalnya sebagai seseorang yang amanah. Apakah akan ada perubahan di
masyarakat karena solusi yang di pikirkannya tadi?
Ada seorang yang sangat berpengaruh, kharisma dan pesonanya dikenal
baik oleh masyarakat. Segala apa yang dikatakannya di percaya oleh yang
mendengarnya. Segala apa yang dia lakukan dan dia contohkan diikuti oleh orang
banyak. tetapi semua yang dibicarakannya di podium tidak menyentuh akar
permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat (fathonah). Apakah masyarakat akan
terarahkan ke arah yang lebih baik?
Untuk membuat kepemimpinan menjadi
efektif, biasanya yang ditunjukkan adalah sebagai berikut :
- Menjadi
contoh / teladan
Menjadi contoh
berarti menjadi yang pertama. Orang tidak akan mempercayai apa yang dikatakan
oleh si pemimpin, tetapi melihat apa yang dilakukan oleh si pemimpin.
- Menginspirasikan pandangan bersama
Kebanyakan orang
termotivasi bukan karena ketakutan atau hadiah, bukan oleh dosa atau pahala,
tetapi karena ide – ide yang mengena di hati mereka (hubungan emosional). Ini
berkaitan bukan hanya dengan visioner atau tidak visionernya seorang pemimpin,
tetapi lebih kepada kemampuan si pemimpin dalam mengkomunikasikan visinya. Visi
si pemimpin benar – benar harus bisa di komunikasikan agar menjadi visi dari
yang dipimpinnya. Pemimpin yang efektif adalah pemimpin yang bisa melakukan hal
ini.
- Inovatif
Kepemimpinan
yang efektif adalah kepemimpinan yang tumbuh dan belajar dari situasi yang
penuh kesulitan dan ketidakberuntungan. Dengan kata lain, pemimpin tersebut
tidak mengeluhkan situasi, mau dan tegar menghadapi situasi seberat apapun. Ia
mempelajari situasi terburuk sekalipun dan mencari cara di luar kebiasaan untuk
menyelesaikannya dengan baik. Walaupun dengan cara – cara yang biasanya tak
seorang pun berani untuk menempuhnya. Ia menempuh dengan segala resiko dan
tidak takut gagal.
- Melihat
kehidupan sebagai tantangan
Kata ‘tantangan’
sering di interpretasikan negatif. Dalam hal ini tantangan berarti kemampuan
untuk menikmati hidup dan segala konsekuensinya. Sebab kehidupan adalah suatu
tantangan yang dibutuhkan, mempunyai rasa aman yang datang dari dalam diri
sendiri. Rasa aman tergantung pada inisiatif, ketrampilan, kreatifitas,
kemauan, keberanian, dinamisasi dan kebebasan.
- Mampu
bersinergis
Orang
yang berprinsip senantiasa hidup dalam sinergi dan satu katalis perubahan.
Mereka selalu mengatasi kelemahannya sendiri dan lainnya. Sinergi adalah kerja kelompok dan memberi
keuntungan kedua belah pihak. Menurut The
New Brolier Webster International Dictionary, Sinergi adalah satu kerja
kelompok, yang mana memberi hasil lebih efektif dari pada bekerja secara
perorangan. Seorang
pemimpin harus dapat bersinergis dengan setiap orang,
baik itu atasan, staf
atau rekan kerja.
- Membuat
orang lain bertindak
Kepemimpinan
yang efektif bukan hanya mendorong dan menasehati yang dipimpinnya untuk
bertindak. Tetapi juga dapat membuat yang dipimpinnya harus bisa bertindak dan
harus punya kemampuan untuk membuat ide – ide anggotanya menjadi aksi.
- Membawa
energi positif
Setiap orang
mempunyai energi dan semangat. Menggunakan energi yang positif didasarkan pada
keikhlasan dan keinginan mendukung kesuksesan orang lain. Untuk itu, diperlukan
energi positif dalam membina hubungan baik dengan orang lain karena orang akan
melakukan yang terbaik dalam menyelesaikan apa yang dikerjakannya bila mereka
bergairah dalam melakukannya. Bagaimana caranya untuk mendorong orang lain agar
mau bekerja dengan hati? Dari hal – hal kecil seperti hal – hal dibawah ini :
a.
Percaya
dan peduli pada orang lain
b.
Keseimbangan
dalam hidup (kehidupan dunia dan akhirat; keseimbangan antara tugas dan
kewajiban atau keseimbangan antara kerja, olahraga, istirahat, rekreasi)
c.
Latihan
mengembangkan diri sendiri, dengan cara :
Pemahaman materi --> perluasan materi dgn belajar dan mencari pengalaman --> mengajarkan materi kepada orang lain --> mengaplikasikan prinsip-prinsip --> monitoring dan refleksi hasil --> menambah pengetahuan baru yang diperlukan --> pemahaman baru --> kembali menjadi diri sendiri.
Mencapai
kepemimpinan yang berprinsip tidaklah mudah, karena beberapa kendala dalam
bentuk kebiasaan buruk, misalnya :
1) Kemauan
dan keinginan sepihak.
2) Kebanggaan
dan penolakan.
3) Ambisi
pribadi.
Untuk mengatasi hal tersebut,
memerlukan latihan dan pengalaman yang terus-menerus. Latihan dan pengalaman
sangat penting untuk mendapatkan perspektif baru yang dapat digunakan sebagai
dasar dalam pengambilan keputusan.
Hukum alam tidak dapat dihindari dalam proses
pengembangan pribadi. Perkembangan intelektual seseorang seringkali lebih cepat
dibanding perkembangan emosinya. Oleh karena itu, sangat disarankan untuk
mencapai keseimbangan diantara keduanya, sehingga akan menjadi faktor
pengendali dalam kemampuan intelektual.
Pelatihan emosional dimulai dari belajar mendengar.
Mendengarkan berarti
sabar, membuka diri, berkeinginan memahami orang lain
dan mengontrol dirinya. Latihan ini tidak dapat dipaksakan.
Langkah melatih
pendengaran adalah bertanya, memberi alasan, memberi penghargaan dan mendorong.
Mengembangkan kekuatan pribadi akan lebih menguntungkan
dari pada bergantung pada kekuatan dari luar. Peningkatan diri dalam
pengetahuan, ketrampilan dan sikap sangat dibutuhkan untuk menciptakan seorang
pemimpin yang berpinsip karena seorang pemimpin seharusnya tidak hanya cerdas
secara intelektual, tetapi juga emosional (IQ, EQ dan SQ).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar