Halaman

Senin, 10 Desember 2012

Leadership


Mungkin materi ini terlihat biasa, tapi sebetulnya butuh energi besar untuk diterapkan, baik dalam kehidupan pribadi, keluarga maupun sosial masyarakat. Sampai sekarang pun kita masih dalam taraf belajar untuk menjadi pemimpin yang berkualitas, yang jam terbangnya sudah tidak diragukan lagi. Banyak suka dan dukanya ketika kita menjadi pemimpin dalam memimpin diri sendiri, organisasi maupun sebuah tim. Kita sering mengkritik pemimpin kita saat kita menjadi anggota, tapi sebetulnya kita sendiri kalau menjadi pemimpin juga belum tentu kepemimpinan kita sebaik dia. Sebelum kita bahas lebih lanjut, kita harus mengulas kembali apa itu kepemimpinan dan pemimpin.
Kepemimpinan adalah kekuatan yang mengarahkan orang atau masyarakat yang berada di sebuah lingkungan untuk tujuan tertentu. Inti kepemimpinan adalah mempengaruhi atau mendapatkan pengikut. Sedangkan pemimpin adalah seseorang yang mempunyai keahlian memimpin, mempunyai kemampuan mempengaruhi orang atau sekelompok orang, aktif membuat berbagai rencana dan mengkoordinasikannya untuk mencapai tujuan dengan bersama – sama. Pemimpin adalah inti dari manajemen. Ini berarti bahwa manajemen akan tercapai tujuannya  jika ada pemimpin dan kepemimpinan hanya dapat dilaksanakan oleh seorang pemimpin.
Karena kita semua masih dalam taraf belajar untuk menjadi pemimpin yang baik, maka disini kita akan belajar kepada pemimpin terbaik di dunia. Tidak tanggung – tanggung, bukan hanya di taraf Indonesia saja, melainkan dunia. Karena sejatinya sifat dasar menjadi pemimpin yang baik dimanapun Anda berada adalah sama, namun yang sulit adalah penerapannya. Lalu, pemimpin terbaik di dunia itu siapa si? Dan seperti apa si kepemimpinannya sampai Beliau dinobatkan sebagai pemimpin terbaik di dunia?
Pemimpin terbaik dunia mempunyai kemampuan berani mengambil resiko dan bahaya; menghargai gagasan; berkomunikasi dan berhubungan dengan orang – orang dengan lebih intuitif dan empatik; mampu mengatasi perubahan; menetapkan arah dengan mengembangkan suatu visi terhadap masa depan; mampu mensinergikan orang – orang dengan mengkomunikasikan dan mengilhami mereka untuk mengatasi rintangan – rintangan. Hal itu dilakukan dengan kelembutan dan kejernihan hati, mengendalikan amarah, kepemaafan, keadilan, kasih sayang, selalu mendoakan, selalu bermusyawarah dengan emptik, bekerja keras dan berpasrah diri kepada Sang Pencipta. Pemimpin terbaik dunia tersebut menurut Michael Hart adalah Muhammad SAW.
Kan manusia tidak ada yang sempurna, apakah kita bisa seperti Beliau? Sebetulnya apa yang dibawa oleh Beliau sampai Beliau dinobatkan sebagai pemimpin terbaik di dunia? Memang manusia tidak ada yang sempurna, tapi setidaknya kita terus dan harus berusaha semaksimal mungkin memenuhi kriteria pemimpin yang baik. Kriteria pemimpin yang baik yang dibawa oleh Muhammad SAW ada 4 : Siddiq (jujur), Amanah (dapat dipercaya), Fathonah (cerdas) dan Tabligh (menyampaikan).
Hanya empat? Yakin? Lantas apa makna dari 4 hal tersebut yang dapat membuat Anda dan kami sekalian menjadi seoarang pemimpin yang baik? Berikut faktanya :
*      Ada seseorang yang rajin beribadah, cerdas, jujur, punya semua solusi untuk masalah yang dihadapi masyarakat. Tetapi dia tidak pernah menyampaikan (tabligh) solusinya itu kepada masyarakat, atau menyampaikan tetapi tidak mengena. Apakah solusinya akan dijalankan oleh orang – orang disekitarnya?
*  Ada seseorang yang rajin beribadah dan cerdas, dia punya gagasan cemerlang untuk menyelesaikan permasalahan yang dihadapi masyarakat dan dia menyampaikannya kepada orang – orang di sekitarnya. Tetapi orang – orang disekitarnya tidak mengenalnya sebagai seseorang yang amanah. Apakah akan ada perubahan di masyarakat karena solusi yang di pikirkannya tadi?
*  Ada seorang yang sangat berpengaruh, kharisma dan pesonanya dikenal baik oleh masyarakat. Segala apa yang dikatakannya di percaya oleh yang mendengarnya. Segala apa yang dia lakukan dan dia contohkan diikuti oleh orang banyak. tetapi semua yang dibicarakannya di podium tidak menyentuh akar permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat (fathonah). Apakah masyarakat akan terarahkan ke arah yang lebih baik?  

Untuk membuat kepemimpinan menjadi efektif, biasanya yang ditunjukkan adalah sebagai berikut :
  1. Menjadi contoh / teladan
Menjadi contoh berarti menjadi yang pertama. Orang tidak akan mempercayai apa yang dikatakan oleh si pemimpin, tetapi melihat apa yang dilakukan oleh si pemimpin.
  1. Menginspirasikan pandangan bersama
Kebanyakan orang termotivasi bukan karena ketakutan atau hadiah, bukan oleh dosa atau pahala, tetapi karena ide – ide yang mengena di hati mereka (hubungan emosional). Ini berkaitan bukan hanya dengan visioner atau tidak visionernya seorang pemimpin, tetapi lebih kepada kemampuan si pemimpin dalam mengkomunikasikan visinya. Visi si pemimpin benar – benar harus bisa di komunikasikan agar menjadi visi dari yang dipimpinnya. Pemimpin yang efektif adalah pemimpin yang bisa melakukan hal ini.
  1. Inovatif
Kepemimpinan yang efektif adalah kepemimpinan yang tumbuh dan belajar dari situasi yang penuh kesulitan dan ketidakberuntungan. Dengan kata lain, pemimpin tersebut tidak mengeluhkan situasi, mau dan tegar menghadapi situasi seberat apapun. Ia mempelajari situasi terburuk sekalipun dan mencari cara di luar kebiasaan untuk menyelesaikannya dengan baik. Walaupun dengan cara – cara yang biasanya tak seorang pun berani untuk menempuhnya. Ia menempuh dengan segala resiko dan tidak takut gagal.
  1. Melihat kehidupan sebagai tantangan
Kata ‘tantangan’ sering di interpretasikan negatif. Dalam hal ini tantangan berarti kemampuan untuk menikmati hidup dan segala konsekuensinya. Sebab kehidupan adalah suatu tantangan yang dibutuhkan, mempunyai rasa aman yang datang dari dalam diri sendiri. Rasa aman tergantung pada inisiatif, ketrampilan, kreatifitas, kemauan, keberanian, dinamisasi dan kebebasan.
  1. Mampu bersinergis
Orang yang berprinsip senantiasa hidup dalam sinergi dan satu katalis perubahan. Mereka selalu mengatasi kelemahannya sendiri dan lainnya.  Sinergi adalah kerja kelompok dan memberi keuntungan kedua belah pihak. Menurut The New Brolier Webster International Dictionary, Sinergi adalah satu kerja kelompok, yang mana memberi hasil lebih efektif dari pada bekerja secara perorangan. Seorang pemimpin harus dapat bersinergis dengan setiap orang, baik itu atasan, staf atau rekan kerja.
  1. Membuat orang lain bertindak
Kepemimpinan yang efektif bukan hanya mendorong dan menasehati yang dipimpinnya untuk bertindak. Tetapi juga dapat membuat yang dipimpinnya harus bisa bertindak dan harus punya kemampuan untuk membuat ide – ide anggotanya menjadi aksi.
  1. Membawa energi positif
Setiap orang mempunyai energi dan semangat. Menggunakan energi yang positif didasarkan pada keikhlasan dan keinginan mendukung kesuksesan orang lain. Untuk itu, diperlukan energi positif dalam membina hubungan baik dengan orang lain karena orang akan melakukan yang terbaik dalam menyelesaikan apa yang dikerjakannya bila mereka bergairah dalam melakukannya. Bagaimana caranya untuk mendorong orang lain agar mau bekerja dengan hati? Dari hal – hal kecil seperti hal – hal dibawah ini :
a.      Percaya dan peduli pada orang lain
b.      Keseimbangan dalam hidup (kehidupan dunia dan akhirat; keseimbangan antara tugas dan kewajiban atau keseimbangan antara kerja, olahraga, istirahat, rekreasi)
c.       Latihan mengembangkan diri sendiri, dengan cara :
Pemahaman materi --> perluasan materi dgn belajar dan mencari pengalaman --> mengajarkan materi kepada orang lain --> mengaplikasikan prinsip-prinsip --> monitoring dan refleksi hasil --> menambah pengetahuan baru yang diperlukan --> pemahaman baru --> kembali menjadi diri sendiri.

Mencapai kepemimpinan yang berprinsip tidaklah mudah, karena beberapa kendala dalam bentuk kebiasaan buruk, misalnya :
1)      Kemauan dan keinginan sepihak.
2)      Kebanggaan dan penolakan.
3)      Ambisi pribadi. 
Untuk mengatasi hal tersebut, memerlukan latihan dan pengalaman yang terus-menerus. Latihan dan pengalaman sangat penting untuk mendapatkan perspektif baru yang dapat digunakan sebagai dasar dalam pengambilan keputusan.
Hukum alam tidak dapat dihindari dalam proses pengembangan pribadi. Perkembangan intelektual seseorang seringkali lebih cepat dibanding perkembangan emosinya. Oleh karena itu, sangat disarankan untuk mencapai keseimbangan diantara keduanya, sehingga akan menjadi faktor pengendali dalam kemampuan intelektual.
Pelatihan emosional dimulai dari belajar mendengar. Mendengarkan berarti sabar, membuka diri, berkeinginan memahami orang lain dan mengontrol dirinya.  Latihan ini tidak dapat dipaksakan. Langkah melatih pendengaran adalah bertanya, memberi alasan, memberi penghargaan dan mendorong.
Mengembangkan kekuatan pribadi akan lebih menguntungkan dari pada bergantung pada kekuatan dari luar. Peningkatan diri dalam pengetahuan, ketrampilan dan sikap sangat dibutuhkan untuk menciptakan seorang pemimpin yang berpinsip karena seorang pemimpin seharusnya tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga emosional (IQ, EQ dan SQ).


Tidak ada komentar:

Posting Komentar